• Manusia yang paling bahagia dengan agama dan akhlaknya tanpa mutiara, perhiasan, dan emas engkau bahagia. karena tasbihmu bagai kabar gembira , rintik hujan, sinar fajar, cahaya mentari dan awan yang tiada henti mengalir, dalam sujud, doa, dan perenunganmu , terhadap cahaya kitabnya. Engkau adalah yang paling bahagia di dunia dan akhirat, dengan kaesucian hatimu yang dibangun dengan taqarrub

  • Yang telah berlalu biarlah berlalu, impian biarlah diawang-awang, Manfaatkanlah waktumu sekarang ini, dengan sebaik-baiknya...!!

    Allah adalah ketentraman seorang mukmin, kebahagiaan seorang yang taat, dan kekasih seorang yang rajin beribadah. Siapa yang tentram dengan Allah, ia akan tentram dengan kehidupan, merasa bahagia dengan apa yang ada, dan bisa menikmati hari-harinya dengan hati yang tenang, bercahaya dan terbuka. Cinta Allah
    terukir di hatinya, sifat-sifat Allah bersemayam di hatinya dan nama-nama Allah tergambar di depan matanya. Dia hafal nama-nama Allah, merenungkan sifat-sifat Allah dan menghadirkan di dalam hatinya. Maka dia akan merasa tentram dengan Allah, mencintai-Nya dan dekat pada-Nya.
    Sesungguhnya perasaan dekat dengan Allah melahirkan ketentraman dengan-Nya, Kebahagiaan dengan perhatian-Nya, dan kegembiraan dengan perlindungan-Nya. Sesungguhnya perasaan tentram dengan Allah tidak datang tanpa sebab dan usaha. Dia adalah buah dari ketaatan kepada Allah dan hasil dari mencintai Allah. Barangsiapa yang taat kepada allah, mengerjakan perintah, dan meninggalkan larangan-Nya serta bersungguh-sungguh dalam mencintainya, maka dia akan menemukan ketentraman sebagai makanan, menemukan lezatnya kedekatan dengan Allah, dan kebahagiaan bermunajat kepada Allah.

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Pengikut


    Copyright © 2010 Menjadi Manusia Paling Bahagia All rights reserved.Powered by Blogger.

    Kita tidak selalu mendapatkan apa yg kita sukai, karena itu kita harus berusaha menyukai apapun yang kita dapatkan. Perbedaan antara orang sukses dengan orang-orang biasa adalah bukan karena kurangnya tenaga, atau bukan juga karena kurangnya pengetahuan, tetapi lebih pada kurangnya kemauan.